Thursday, 4 March 2010
Sebagian Petani dan Tengkulak Tidak Faham HPP
Jombang – Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah tidak banyak diketahui petani. Padahal, penetapan HPP oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi petani dari permainan harga.
Syaiful, Petani asal Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Jombang mengatakan, selama menggeluti dunia pertanian dia belum pernah memahami HPP gabah ataupun beras. Selama ini, untuk menjual hasil panennya, dia seringkali berpatokan pada harga pasar.
Tidak jarang, hasil panenya dibeli para tengkulak dengan harga yang berbeda. “Biasanya ya begitu, petani sama tengkulak itu itung-itungan dulu, baru kemudian menentukan harga,” ujar Syaiful.
Saipul mengatakan, dia lebih senang jika HPP diumumkan secara menyeluruh kepada petani sebelum musim panen tiba. Selama ini belum banyak petani yang memahami HPP meski sudah lama bergelut dalam pertanian.
Menurut Syaiful, sosialisasi HPP perlu dilakukan pemerintah kepada petani agar antara tengkulak dan petani tidak terlalu rugi. “Kalau tahu HPP-nya berapa, nanti khan bisa lebih praktis dalam menentukan harga,” katanya, Kamis (4/5).
Dia berharap, Badan Urusan Logistik (Bulog) lebih berperan aktif untuk membeli gabah dari petani dengan harga sesuai HPP.
Sulhan, salah seorang tengkulak menyatakan, selama menjalani profesi sebagai tengkulak dalam ukuran kecil dia tidak pernah memahami HPP. Dalam melakukan transaksi dengan petani, dia lebih sering menggunakan patokan harga yang berkembang di pasar.
”Yang saya tahu selama ini harga gabah itu nego dengan petani. Kalau harganya cocok ya jadi (beli). Biasanya saya beli Rp. 2.500 per kilogram. Saya tidak pernah tahu HPP gabah itu berapa,” terang Sulhan. (Ms/Er)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment