Jombang – Meski pemerintah menetapkan kenaikan Harga Pemebelian Pemerintah (HPP) sebesar 10%, namun harga gabah di tingkat petani masih jauh dari HPP. Harga Gabah Kering Panen (GKP) yang diterima petani berkisar antara Rp. 2.100,- hingga 2.400,- per kilogram.
Sekretaris Desa Watudakon, Sumobito, Jombang, Burhanuddin mengatakan, petani di desanya rata-rata hanya mampu menjual gabah kategori GKP sampai dengan harga Rp 2.300,- per kilogram. Situasi ini membuat petani terdesak.
Menurut Burhanuddin, harga jual gabah dibawah HPP terjadi karena petani hanya bisa berhubungan dengan tengkulak. “Petani terdesak, apalagi pemerintah tidak memiliki inisiatif untuk membeli gabah langsung dari petani,” ujarnya, Senin (22/3) siang.
Kepala Dusun Jungkir, Desa Watu Dakon, Ahmad menilai, pemerintah terkesan tidak peduli pada kondisi petani. Petani dibiarkan terjebak pada kesulitan memasarkan gabah dengan harga yang tidak pantas.
Disisi lain, Nur Hadi, warga desa Watu Dakon mengaku terpaksa menjual gabah dengan harga yang ada karena terdesak kebutuhan pendidikan putra putrinya.
Kondisi serupa terjadi di Desa Carang Rejo, Kecamatan Kesamben. Rata-rata, harga GKP yang diterima hanya mencapai Rp 2.400,- perkilogram.
Sebelumnya, harga gabah kering panen (GKP) di wilayah Kecamatan Perak, Gudo, dan Bandar Kedungmulyo, berkisar antara Rp 2.100/kg hingga Rp 2.400/kg.
Kondisi ini membuat petani mengeluh. Pasalnya, berdasarkan Harga Penetapan Pemerintah (HPP) tahun 2010, harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 2.640/kg.
Petani menduga, anjloknya harga gabah saat musim karena rendahnya perhatian pemerintah dan kuatnya permainan pasar. “Sebenarnya bukan hanya karena kualitas gabah. Tetapi ini juga karena permainan para tengkulak,” kata Matroji, petani asal Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Rabu (17/3) lalu. (Ms/Er)
Disisi lain, Nur Hadi, warga desa Watu Dakon mengaku terpaksa menjual gabah dengan harga yang ada karena terdesak kebutuhan pendidikan putra putrinya.
Kondisi serupa terjadi di Desa Carang Rejo, Kecamatan Kesamben. Rata-rata, harga GKP yang diterima hanya mencapai Rp 2.400,- perkilogram.
Sebelumnya, harga gabah kering panen (GKP) di wilayah Kecamatan Perak, Gudo, dan Bandar Kedungmulyo, berkisar antara Rp 2.100/kg hingga Rp 2.400/kg.
Kondisi ini membuat petani mengeluh. Pasalnya, berdasarkan Harga Penetapan Pemerintah (HPP) tahun 2010, harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 2.640/kg.
Petani menduga, anjloknya harga gabah saat musim karena rendahnya perhatian pemerintah dan kuatnya permainan pasar. “Sebenarnya bukan hanya karena kualitas gabah. Tetapi ini juga karena permainan para tengkulak,” kata Matroji, petani asal Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Rabu (17/3) lalu. (Ms/Er)
0 comments:
Post a Comment