Monday, 1 March 2010

HPP Naik, Petani Tidak Tahu



Jombang – Terhitung mulai 1 Januari 2010, pemerintah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras sebesar 10%. Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2009, peningkatan HPP bertujuan untuk menjaga keuntungan usaha para petani.

Berdasarkan Inpres tentang kebijakan perberasan menaikkan HPP beras tersebut, Pemerintah menetapkan kenaikan harga gabah kering panen (GKP) Rp 2.640 per kilogram, gabah kering gilig (GKG) Rp 3.300 per kilogram, serta beras Rp 5.060 per kilogram.

Namun, naiknya HPP gabah tersebut tidak banyak diketahui petani. Sejumlah petani mengaku belum tahu perihal naiknya HPP. “Saya belum tahu kalau harga gabah (HPP) sekarang dinaikkan,” kata Nur Salim, Petani asal Desa Palrejo, Kecamatan Sumobito, Jombang.

Naiknya HPP, kata Nur Salim, sebenarnya bisa membantu petani sebab ada peluang untuk meningkatkan pendapatan. Namun, karena kurangnya sosialiasi membuat sejumlah petani tidak bisa menikmati naiknya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang ditetapkan.

Pernyataan Nur Salim cukup beralasan, sebab beberapa petani di Kecamatan Sumobito, Peterongan dan Jogoroto sudah memulai masa panen. “Karena tidak tahu pasti berapa HPP yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga saat ada yang menawar tidak bisa memberikan acuan harga yang pasti,” ujarnya, Jum’at (26/2).

Pernyataan senada dikatakan Tikno. “Wah, ya memang petani itu nggak tahu berapa harga gabah dari pemerintah. Jadi ya jual saja dengan harga yang dikasih tengkulak. Seng penting bisa bayar hutang,” seru Tikno seraya berharap pemerintah memberikan informasi lebih awal perihal HPP agar petani tidak selalu rugi saat panen.

Karman, petani asal Sumobito, membenarkan jika saat ini masih banyak petani yang tidak tahu naiknya HPP Gabah yang berlaku sejak awal tahun ini. Beberapa petani terpaksa menjual gabah dibawah standart karena terlambat mengetahui naiknya HPP. “Banyak yang langsung menjual (gabah) dengan harga yang ditawarkan tengkulak,” jelas Karman.

Sementara itu, dua petani asal Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang, Ahmad Zaini dan Sodikin mengungkapkan, ketetapan naiknya HPP gabah belum mereka ketahui. “Belum tahu kalau sekarang HPP naik,” kata Sodikin.

Di Kecamatan Jogoroto, beberapa petani yang sudah memulai masa panen bersiap menjual gabah hasil panen mereka sesuai harga yang ditentukan tengkulak.

Belum Ada Perlindungan
Harga gabah yang diterima petani pada awal masa panen tahun ini masih cukup baik. Namun, kondisi tersebut kemungkinan bakal berubah saat panen raya yang berlangsung mulai pertengahan bulan Maret. “(Masalahnya) saat panen serempak harga gabah selalu hancur,” ungkap Karman, Petani asal Kecamatan Sumobito, Jombang.

Pernyataan senada dikatakan Suyono, tengkulak asal Kecamatan Kesamben, Jombang. Pada awal masa panen tahun ini harga gabah masih bersahabat kepada petani. “Saat ini harga masih cukup baik karena panen belum serempak,” ujarnya, Sabtu (27/2). (Ms/Er/Sbh)

0 comments:

Post a Comment