Jombang - Berangkat dari kegelisahan bersama tentang kondisi tanaman cengkeh di daerahnya, petani kebun Desa Jarak Kec। Wonosalam Kab. Jombang mulai berancang-ancang membentuk komunitas petani. Angan-angan tersebut kemudian mulai diwujudkan melalui pertemuan rutin antar petani. Hinga akhirnya, pada 18 September 2007 mereka sepakat untuk membentuk kelompok tani yang keanggotaannya berasal dari 7 Dusun se Desa Jarak.
Belum genap berusia 1 tahun, kelompok tani yang diberi nama Petani Peduli Lingkungan (PPL) ini mampu membuat berbagai gebrakan. Salah satunya adalah inisiatif untuk memanfaatkan potensi local sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Pilihan yang mereka ambil sebagai bahan pembuatan pupuk organik adalah kotoran (urine) binatang ternak. Secara intens, mereka kemudian membuat pupuk organik cair sebagai solusi atas kelangkaan dan makin mahalnya harga pupuk.
Desa Jarak yang wilayahnya berada di kaki Gunung Anjasmoro ini memang memiliki kekayaan alam berlimpah। Kekayaan alam itu meliputi areal perkebunan dan seabrek kekayaan hutan lainnya। Hampir semua penduduk setempat memiliki hewan piaraan seperti sapi perah ataupun kambing etawa.
Disamping factor kelangkaan dan makin mahalnya harga pupuk kimia, kekayaan potensi alam yang ada di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam menjadi inspirasi bagi Kelompok Tani Peduli Lingkungan untuk memberdayakan petani. “Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia harus segera dihentikan, itu yang menjadi motivasi kami untuk membuat pupuk organik,” terang Ponari, Ketua Petani Peduli Lingkungan.
Pengembangan pupuk organik bagi petani bukan tanpa alasan. Bagi petani setempat, pupuk organik diyakini lebih ramah pada lingkungan dan tidak mengandung efek samping yang berlebihan bagi tanaman. “Banyak kelebihannya dibanding pupuk buatan pabrik, faktor itu yang makin meninggikan motivasi kami,” lanjut Ponari kepada Suara Warga Jombang.
Petani Peduli Lingkungan yang beranggotakan 25 orang dari 7 Dusun di Desa Jarak Kec. Wonosalam, saat ini sudah memproduksi pupuk organik cair sebanyak 5 ribu liter. Selain dipasarkan pada petani Desa setempat, pupuk hasil produksi mereka juga dipasarkan pada beberapa kelompok tani di wilayah Jombang yang mulai beralih untuk menggunakan pupuk organik.
Bukan langkah yang asal-asalan, sebab dalam mengembangkan pupuk organik cair, Petani Peduli Lingkungan juga bekerjasama dengan Laboratorium Politeknik Pertanian Universitas Negeri Jember. Selain itu, mereka juga bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat hasil temuan dan analisa petani terhadap pupuk organik.
Ketua LP2NU Kabupaten Jombang, M. Subhan, dalam kesempatan terpisah mengatakan, pemanfataan pupuk organik untuk pertanian diyakini bakal mampu mempertahankan kesuburan tanah yang menjadi lahan pertanian. “Keberlangsungan pertanian mulai terancam karena banyaknya pemakaian pupuk kimia, solusi untuk mempertahankan pertanian agar tetap berproduksi adalah dengan memanfaatkan pupuk organik,” ungkap mantan pengurus Forum Musyawarah Petani Jombang (FMPJ) ini beberapa waktu lalu. (Ms)
Desa Jarak yang wilayahnya berada di kaki Gunung Anjasmoro ini memang memiliki kekayaan alam berlimpah। Kekayaan alam itu meliputi areal perkebunan dan seabrek kekayaan hutan lainnya। Hampir semua penduduk setempat memiliki hewan piaraan seperti sapi perah ataupun kambing etawa.
Disamping factor kelangkaan dan makin mahalnya harga pupuk kimia, kekayaan potensi alam yang ada di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam menjadi inspirasi bagi Kelompok Tani Peduli Lingkungan untuk memberdayakan petani. “Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia harus segera dihentikan, itu yang menjadi motivasi kami untuk membuat pupuk organik,” terang Ponari, Ketua Petani Peduli Lingkungan.
Pengembangan pupuk organik bagi petani bukan tanpa alasan. Bagi petani setempat, pupuk organik diyakini lebih ramah pada lingkungan dan tidak mengandung efek samping yang berlebihan bagi tanaman. “Banyak kelebihannya dibanding pupuk buatan pabrik, faktor itu yang makin meninggikan motivasi kami,” lanjut Ponari kepada Suara Warga Jombang.
Petani Peduli Lingkungan yang beranggotakan 25 orang dari 7 Dusun di Desa Jarak Kec. Wonosalam, saat ini sudah memproduksi pupuk organik cair sebanyak 5 ribu liter. Selain dipasarkan pada petani Desa setempat, pupuk hasil produksi mereka juga dipasarkan pada beberapa kelompok tani di wilayah Jombang yang mulai beralih untuk menggunakan pupuk organik.
Bukan langkah yang asal-asalan, sebab dalam mengembangkan pupuk organik cair, Petani Peduli Lingkungan juga bekerjasama dengan Laboratorium Politeknik Pertanian Universitas Negeri Jember. Selain itu, mereka juga bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat hasil temuan dan analisa petani terhadap pupuk organik.
Ketua LP2NU Kabupaten Jombang, M. Subhan, dalam kesempatan terpisah mengatakan, pemanfataan pupuk organik untuk pertanian diyakini bakal mampu mempertahankan kesuburan tanah yang menjadi lahan pertanian. “Keberlangsungan pertanian mulai terancam karena banyaknya pemakaian pupuk kimia, solusi untuk mempertahankan pertanian agar tetap berproduksi adalah dengan memanfaatkan pupuk organik,” ungkap mantan pengurus Forum Musyawarah Petani Jombang (FMPJ) ini beberapa waktu lalu. (Ms)
0 comments:
Post a Comment