Wednesday 18 November 2009

Padi Organik Terganjal Pemasaran

Jombang (beritajatim.com) - Menjelang panen perdana padi organik, petani yang ada di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, resah. Pasalnya, para petani yang lahannya dijadikan obyek percontohan program system of rice intensification (SRI) ini kesulitan masalah pemasaran.
Sudah begitu, hasil panen mereka juga dipastikan menurun dari biasanya. Sebagian besar petani takut jika tidak ada pembeli. Akibatnya, para petani terpaksa menjualnya langsung ke pasaran. Namun resikonya adalah rugi besar, mengingat kuantitas panen mereka merosot hingga 50%.
Muhammad Sjafii (58) salah satu petani mengatakan ia sudah “merelakan” sawahnya seluas 250 ru (sekitar 3.562 meter persegi) untuk ditanami padi organik. Sehingga, sejak 2 bulan terakhir itu Sjafii dan puluhan petani lain di Sudimoro hanya menggunakan pupuk kompos, MOL (Mikro Organisme Lokal), dan beberapa jenis pupuk organik lainnya.
Namun para petani sedikit resah, ketika mengamati pertumbuhan padi organik mereka. “Jika diamati, pertumbuhan tanaman tidak seperti dengan padi biasa. Nampaknya hasil panen kita akan merosot tajam,” ungkap Sjafii kepada beritajatim.com, Senin (20/7/2009).
Kepala Desa Sudimoro, Sunan (45), membenarkan adanya keresahan para petani di desanya. Penyebabnya adalah menurunnya jumlah produksi padi, sebagai resiko awal penggunaan pupuk organik. Menurut Sunan, penerapan penggunaan pupuk organik memang sudah mendesak dilakukan. Mengingat kondisi tanah pertaniaan saat ini sudah mengkhawatirkan, karena ‘dihajar’ pupuk kimia.. “Sebenarnya, penurunan hasil panen sudah menjadi resiko,” ujar Sunan sembari mengatakan bahwa penurunan tersebut sampai 3 hingga 7 tahun ke depan.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Suhardi, berjanji akan mencarikan pasar padi organik tersebut. Suhardi optimis bahwa sudah ada pembeli dari luar kota yang akan menampung hasil panen padi organik tersebut. Informasi itu didapat dari perwakilan petani yang mengikuti seminar dan pembinaan di Bogor , beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Dinas Pertanian belum dapat memastikan apakah hasil panen padi organik itu akan mendapatkan harga yang layak. “Kami terus memantau perkembangan petani padi organik di Sudimoro. Termasuk untuk pemasarannya. Namun untuk harga jualnya, kami belum dapat menjamin,” kata Suhardi ketika dihubungi lewat ponselnya. [suf/ted]

0 comments:

Post a Comment