Thursday, 15 October 2009

Harga Pupuk Naik, Petani Agar Gunakan Pupuk Organik


Jombang Petani di Kabupaten Jombang diharapkan dapat segera beralih dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik. Hal itu dimaksudkan sebagai langkah antisipasi atas rencana kenaikan harga pupuk bersubsidi pada tahun 2010.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Suhardy mengatakan, kemungkinan naiknya harga pupuk bersubsidi tahun 2010 mendatang bisa terjadi. Karena itu, pihaknya meminta petani segera merespon rencana tersebut dengan beralih menggunakan sistem pertanian organik dalam mengelola lahan.

“Soal rencana naiknya (harga pupuk bersubsidi) kami belum dapat edaran resmi. Tetapi soal antisipasi, kami sudah menyiapkannya sejak tahun 2008 lalu, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanian organik,” katanya saat ditemui usai acara pengucapan sumpah Pimpinan DPRD Jombang periode 2009-2014, Rabu (14/10).

Naiknya harga pupuk, lanjut Suhardy, seharusnya tidak menjadi masalah bagi petani yang sudah terbiasa menggunakan pupuk organik. Menurut Suhardy, selain sebagai solusi atas mahalnya harga pupuk bersubsidi, pupuk organik juga bermanfaat untuk usaha mengembalikan kesuburan tanah.

Disinggung tentang kesiapan Kabupaten Jombang menerapkan sistem pertanian organik, Suhardy mengaku kesiapan mengembangkan sistem tersebut belum maksimal. Ketersediaan bahan baku pupuk organik hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh petani di Kabupaten Jombang.

“Salah satunya soal bahan baku (pupuk organik), kita masih kekurangan. Bahan baku dari kotoran ternak, kalau untuk memenuhi kebutuhan Jombang idealnya kita memiliki 100 ribu ekor sapi, tetapi yang ada sekarang baru 50 ribu ekor,” ujar Suhardy.


Petani Belum Siap Dengan Kenaikan Harga Pupuk Bersubsidi

Sementara itu, menanggapi rencana naiknya harga pupuk bersubsidi, beberapa petani mulai mengungkapkan penolakan atas rencana tersebut। Kenaikan harga pupuk akan semakin menyengsarakan kehidupan petani.

Menurut Wijayanto, petani asal Kecamatan Diwek, Jombang, naiknya harga pupuk bersubsidi akan memberatkan beban hidup petani. “Kalau (harga) pupuk naik, petani yang kelabakan,” katanya, Rabu (14/10).

Pernyataan senada dikatakan petani asal Kecamatan Jogoroto, Isa Anshory। Menurutnya, kebijakan tersebut bakal berpengaruh besar pada petani yang selama ini bergelut pada pertanian pangan. “Bagi kami gak ada masalah, tapi kasihan bagi mereka yang menanam palawija dan padi,” ujar petani sayur ini.

Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Jombang M Subhan mengatakan, pemerintah harus memahami kondisi petani sebelum menaikkan harga pupuk. “Sekarang petani sudah siap atau belum. Apakah pemerintah sudah menyiapkan peraturan baru untuk meningkatkan penghasilan petani?” katanya. (Ms)

0 comments:

Post a Comment