Tuesday, 19 January 2010

Harga Beras Mahal, Warga Konsumsi Nasi Aking

Jombang - Karena tidak mampu membeli beras, ratusan Kepala Keluarga (KK) di Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Jombang terpaksa memberi makan keluarganya dengan nasi aking. Nasi aking adalah sisa nasi yang telah dikeringkan kemudian dimasak kembali.

Menurut Purnomo, Ketua RW 04, Desa Pulosari, sebagian besar warganya yang berjumlah 120 KK terpaksa mengkonsumsi nasi aking. Pasalnya, warga tidak mampu membeli beras yang harganya mencapai Rp. 6.500,- per kilogram.

Meski sebagian besar warganya sudah menerima dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), namun jumlah dana tersebut tak cukup mampu membantu untuk memenuhi kebutuhan.

Purnomo berharap, kondisi yang dialami warga Desa Pulosari dapat segera direspon pemerintah. “Harapannya ya semoga pemerintah segera turun tangan dan member bantuan beras murah,” ujarnya, Minggu (17/1).

Suwanto, salah seorang warga mengatakan, harga beras yang terus naik membuat dirinya tak mampu memberi makan keluarganya secara layak. Pria yang bekerja sebagai buruh tani tersebut mengatakan, dana BLT yang diterimaya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk biaya pendidikan anaknya.

Sugiati, isteri Suwanto menjelaskan, persoalan gizi tidak menjadi pertimbangan penting bagi keluarganya. Harga bahan nasi aking yang hanya senilai Rp. 2.500,- perkilogram, membuatnya memilih mengkonsumsi nasi aking meski kadar gizinya rendah. “Soal gizi nomor dua, yang penting parut kenyang. Soalnya harga beras mahal,” ujarnya.

Untuk menambah variasi rasa dari nasi aking yang dimasak, jelas Sugiati, masakan nasi aking tersebut dicampur dengan singkong yang sudah dikeringkan atau dicampur dengan jagung. (Ms)

0 comments:

Post a Comment