Friday, 11 December 2009

Petani Sesalkan Amburadulnya Sistem Irigasi



Jombang – Buruknya sistem irigasi di Kabupaten Jombang dikeluhkan petani. Sistem pembagian air yang buruk membuat petani asal Kecamatan Kesamben, Tembelang, Sumobito dan sekitarnya sering dirugikan.

Kepala Dusun Sambigelar, Desa Pojok Kulon, Kesamben, Hudi mengatakan, petani di daerahnya sering menjadi korban atas buruknya sistem pengairan. Sistem irigasi yang buruk membuat petani setempat menunda masa tanam.

Berdasarkan penyelidikan petani setempat, buruknya sistem pengairan diketahui karena beberapa Dam irigasi yang seharusnya ditutup pada saat jatah air untuk wilayah Kesamben, namun Dam tersebut justru dibiarkan terbuka. Hal itu menyebabkan lahan pertanian di daerah Kesamben dan sekitarnya tidak kebagian air. “Gara-gara ini saya harus menunda masa tanam, karena lahan saya terlalu kering. Seharusnya saya menyebar bibit sjak desember awal,” kata Hudi, Rabu (9/12).

Hal senada diungkapkan Imam Setiobudi, Petani asal Dusun Pulorejo, Tembelang. Ia mengaku jengkel karena buruknya sistem irigasi yang merugikan petani terus menerus terjadi sejak tahun 2002 lalu dan hingga kini belum ada perbaikan.

Imam Setiobudi mengatakan, saat musim kering, lahan pertaniannya tidak bisa mendapatkan jatah air yang cukup pengairan lahan pertanian. Namun, kondisi itu berubah saat musim hujan tiba. Lahan pertaniannya menjadi kebanjiran air karena air dari Dam irigasi pusat tidak dibendung dan langsung digelontorkan kebawah. “Saya sudah pernah lapor ke Dinas Pengairan katanya mereka masih memperbaiki sistem manajemen, tapi kenyataannya samapi sekarang masih seperti ini sistemnya,” keluhnya.

Sementara itu, M. Subhan, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdatul Ulama (LP2NU) Jombang mengatakan, persoalan irigasi merupakan masalah lama tidak kunjung ada penyelesaian dari Pemerintah Kabupaten Jombang.

Menurut Subhan, buruknya sistem irigasi sebenarnya pernah dilaporkan petani kepada Dinas Pengairan Kabupaten Jombang. Namun, dari laporan dan protes yang dilakukan petani pada tahun 2002 lalu, hingga kini belum ada perkembangan positif. “Perbaikan manajemen yang telah dijanjikan oleh Pemerintah kabupaten Jomabang khusunya Dinas Pengairan gagal total,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Suhardy mengatakan, sistem irigasi untuk lahan pertanian diluar kewenangannya. “Itu diluar tanggung jawab kami, kewenangan kami adalah ketika air sudah berada di dalam lahan,” katanya saat dihubungi via phone.

Sementara, Kepala Seksi Operasional, Dinas Pengairan Jombang, Sutrisno, mengakui sistem pengairan untuk pertanian pada beberapa wilayah di Jombang masih butuh pembenahan. Tidak meratanya pembagian air kepada petani, kata Sutrisno, tak lepas dari ulah petani yang sering melakukan pencurian air dengan membuat saluran air sendiri.

“Untuk manajemen pengairan kita sudah berusaha memperbaiki. Tetapi jika sampai hari ini sistemnya masih dianggap buruk, itu diluar kemampuan kami. Kami sudah berusaha membagi (air) secara adil, tetapi masih ada petani yang memilih membuat saluran air sendiri,” ujarnya. (Er)

0 comments:

Post a Comment