Monday, 10 August 2009

Petani Tidak Perlu Ragu


Jombang – Penerapan sistem pertanian organik dalam mengelola lahan pertanian akan membantu menjaga kesuburan tanah. Karena itu, petani tidak perlu ragu untuk segera beralih pada system pertanian organik

Pernyataan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian RI, Anton Apriyantono, seusai melakukan panen raya padi organik di Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh, Jombang, Minggu (9/8/2009). “Tanah akan semakin kaya dengan unsur organisme jika petani secara kontinu menggunakan pupuk organic,” katanya.


Anton Apriyantoto mengaku terkesan dengan perilaku petani Jombang yang menyediakan 365 hektar lahan untuk praktek teknologi pemupukan organik. “Sejak menggunakan metode pertanian organic ternyata hasilnya menggembirakan. Jadi, saya fikir petani tak perlu ragu,” lanjutnya.


Anton menambahkan, sejak zaman nenek moyang dulu sudah mengenal pupuk organik. Namun, pergeseran paradigma pertanian untuk memacu produktivitas pertanian, lahirlah kebijakan yang dinamakan revolusi hijau. Produksi dipacu dengan pupuk dan pengendalian hama yang berbahan kimia. “Namun, dari kebijakan revolusi hijau, masalah yang muncul pada saat ini adalah tanah semakin kehilangan unsur hara dan hilang kesuburan,” ujar Menteri Pertanian.


Wakil Bupati Jombang, Widjono Soeparno mengatakan, pengembangan pertanian organik di kabupaten Jombang akan ditingkatkan. Lahan seluas 625 hektar tengah disiapkan untuk mendukung pengembangan pertanian organik. Luas lahan tersebut meningkat jika dibanding sebelumnya yang hanya seluas 325 hektar. “Harapan kita adalah dapat membantu peerintah menggalakkan pertanian organik,” katanya.

Friday, 7 August 2009

PEMANFAATAN JERAMI PADI UNTUK KONSERVASI


Oleh : Ir. Rahman Arinong, MP

Telah lama diketahui bahwa usaha peningkatan produksi bahan makanan dunia selalu tidak dapat mengejar kecepatan pertumbuhan penduduk dunia। Hal ini antara lain karena kondisi tanah dan air sebagai sumberdaya alam pada umumnya sudah mengalami degradasi sedemikian rupa sehingga memerlukan usaha konservasi yang sungguh-sungguh।

Pengawetan tanah dan air, yang lebih tepatnya disebut konservasi tanah dan air adalah usaha – usaha untuk menjaga dan meningkatkanh produktivitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktivitas tanah menurun terutama karena erosi, maka kualitas air teutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar, sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.

Kekhawatiran kita akan semakin beralasan dengan kedaan iklim yang tidak menentu, dimana sewaktu-waktu terjadinya kekeringan karena kemarau panjang dan sewaktu-waktu terjadi penggenangan air atau banjir akibat curah hujan yang tinggi. Selama belum dapat mengelola air dengan baik maka selama itu pula masalah-masalah kekeringan dan banjir akan selalu terulang yang dapat menurunkan tingkat produktivitas tanah dan kualitas air.

Penggunaan sisa-sisa tanaman sebagai mulsa penutup tanah seperti jerami padi dalam konservasi tanah dan air sudah sering dilakukan karena dapat mencegah terjadinya erosi dengan menghindarkan pengaruh-pengaruh langsung dari curah hujan terhadap tanah. Selain itu dapat meningkatkan kegiatan jasad hidup dalam tanah yang dapat menyebabkan terbentuknya pori-pori makro di dalam tanah.

Sisa-sisa tanaman penutup tanah akan menghambat kecepatan aliran permukaan (run off), oleh karena dapat mengurangi tekanan gesekan dan kapasitas pengaliran air dipermukaan tanah.

Kandungan lumpur dalam aliran air dipermukaan tanah yang terdapat mulsa ternyata jauh lebih sedikit daripada aliran air di permukaan tanah yang diolah secara biasa tanpa mulsa.

Dalam setiap kegiatan penelitian terutama di negara berkembang, maka teknologi baru hendaknya dapat diterapkan sehingga alih teknologi didalam masyarakat dapat membawa perubahan pada kondisi sosial ekonominya. Agar usaha peternakan lebih menguntungkan, petani ternak harus dapat melakukan penekanan biaya makanan dengan tidak mengurangi nilai gizi dari pakan. Untuk itulah maka kesangsiang petani peternak dalam hal pemanfaatan bahan-bahan inkomvensional sebagai pakan ternak segera dihilangkan, mengingat harganya yang relatif murah, mudah diperoleh dan tidak bersaing dengan manusia.

Produktivitas ternak akan baik apabila diimbangi dengan faktor produksi seperti bibit unggul, pakan yang bermutu dan obat-obatan. Dari ketiga faktor tersebut disinyalir bahwa 70 % biaya produksi digunakan untuk pakan ternak. Oleh karena itu dalam mengelolah usaha petrnakan, hendaknya mempertimbangkan faktor pakan dengan saksama.

Salah satu faktor yang menetukan suksesnya suatu usaha peternakan ialah pemberian pakan ternak. Pemberian pakan ternak yang sesuai serasi baik kualitas dankuantitasnya akan sangat penting artinya bagi ternak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetisnya.

Pada umumnya peternak kita masih memelihara ternaknya secara ekstensif tradisional dengan sumber pakannya atau hijauan hanya diharapkan dari rumput lapangan yang tumbuh di pinggir jalan, sungai, pematang sawah dan tegalan yang mana produksi rumput ini sangat tergantung pada musim, tidak tetap sepanjang tahun. Pada musim hujan produksinya berlimpah sedang musim kemarau relatif sedikit. Kurangnya pakan ternak sering membawa dampak terhadap kelangsungan kehidupan ternak. Musnahnya sumberdaya ternak ini sebenarnya merupakan akibat dari kelalaian petani ternak yang kurang memanfaatkan potensi alam yang dimiliknya.

Sebagai negara agraris, kekurangan hijauan pakan ternak adalah hal yang mustahil bila saja petani kita dapat memanfaatkan limbah pertaniannya sebagai sumber pakan ternak.

Banyak bahan makanan yang merupakan hasil limbah baik itu limbah pertanian maupun limbah industri, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengganti yang dapat memenuhi nilai gizi ransum yang setara atau lebih tinggi, relatif murah, mudah mendapatkannya serta penggunaannya sebagai bahan pakan ternak tidak bersaing dengan manusia, salah satu diantaranya adalah penggunaan jerami padi yang banyak terdapat disekitar persawahan setelah padi dipanen oleh petani dan dibuang begitu saja sebagai limbah hasil pertaniaanya।

POTENSI JERAMI PADI

Jerami padi adalah batang padi yang ditinggalkan termasuk dau sesudah diambil buahnya yang masak. Lebih kurang 30 % jerami padi digunakan untuk beberapa kepentingan manusia berupa atap rumah, kandang, penutup tanah (mulsa), bahkan bahan bakar industri dan untuk pakan ternak (bila terpaksa) selebihnya dibuang atau dibakar yang tidak jarang akibatnya mengganggu keseimbangan linkungan.

Menurut hasil survei Limbah Pertanian yang dilakukan oleh Team Fakultas Peternakan UGM (1982) melaporkan luas panen 5.069.385 Ha dengan produksi jerami pada rata-rata 3,39 ton /Ha sehingga total produksi pertahun 1.928.900 ton.

Jumlah bahan organik sisa - sisa tanaman ( jerami ) dapat diperkirakan bila indeks panen (harvest index) tanaman diketahui. Indeks panen padi yang telah dimuliakan adalah sekitar 0,5 , sedang jenis – jenis yang lama dibawah angka ini. Misalnya suatu pertanaman padi menghasilkan 3 ton gabah per hektar, maka dengan indeks panen 0,4 tanaman tersebut menghasilkan 10/4 x 3 ton = 7,5 ton gabah plus jerami , jadi 7,5 – 3 = 4 ton jerami per hektar. Produksi sisa –sisa tanaman akan lebih banyak bila tanaman tumbuh lebih subur dan populasi tanamanper hektar tinggi. Untuk mendapatkan tanaman yang subur, perlu dilakukan pemupukan, bersama usaha-usaha lainnya.

PEMANFAATAN JERAMI UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR

1. Manfaat Sebagai Mulsa

Pemulsaan adalah menutupi permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman (jerami padi) benar - benar berkemampuan mencegah berlangsungnya erosi, dikarenakan pemulsaan akan melindungi tanah permukaan dari daya timpa butir-butir hujan, dan melindungi tanah permukaan tersebut dari daya kikis aliran air di permukaan. Selain itu mulsa juga berpengaruh pada suhu, Kelembaban, sifat-ifat fisik tanah, kesuburan dan biologi tanah.

Menurut D.J. Greenland dan R. LAL, dalam ‘’ Soil Conservation and Management in the Humic Tropic ” New York, 1977 dengan dilakukan nya pemulsaan konservasi air dalam tanah dapat diperbaiki, jumlah pori-pori yang dapat menginfiltrasikan air meningkat juga dengan adanya pemulsaan evaporasi yang berlebihan dapat dikurangi dan teraturnya suhu.

2. Peranan Mulsa Untuk Konservasi Tanah

Mulsa melindungi lapisan atas tanah yang akan menghancurkan struktur tanah, jadi mengurangi terisimya pori-pori tanah dengan bagian – bagian tanah yang telah hancu. Dengan mengurangi terjadinya pengompakan tanah ini, mulsa memelihara kemampuan tanah meresapkan air. Air lebih banyak masuk kedalam tanah, dan kalau cukup banyak akan terus masuk kelapisan tanah yang lebih dalam. Bertambahnya air yang masuk kedalam tanah meningkatkan kadar air tanah sampai mencapai kapasitas lapang, lapisan per lapisan. Mulsa memperbaiki porositas dandaya memegang air tanah.

Dengan mencegah penghancuran tanah, mulsa mengurangi terbentuknya kulit tanah (crust). Mulsa juga mengurangi jumlah dan jarak percikan akibat benturan hujan pada tanah. Bahan mulsa yang melapuk memperbaiki struktur tanah, dengan memperbaiki agregasi tanah. Dengan memelihara struktur tanah, pemulsaan merupakan salah satu teknologi yang dapat mengurangi kebutuhan pengolahan tanah.

Kondisi tanah dibawah mulsa kondusif untuk kegiatan – kegiatan biologik tanah, hal ini disebabkan tersedianya bahan makanan organic dan lebih stabilnya kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban). Cacing – cacing dan organisme tanah lainnya membuat saluran-salurang dan sarangnya di dalam tanah sehinggamemperbaiki aerasi dan memperbesar kemampuan tanah meresapkan air. Eksreta cacing – cacing tanah mengandung lebih banyak liat dan karbon dibandingkan dengan tanah asalnya. Dengan penuaan (ageing), ekskreta yang diletakkan diatas permukaan tanah menghasilkan agregat-agregat mantap air, yaqng lebih tahan terhadap erosi.

Karena berpengaruh baik pada sifat-sifat fisik tanah dan kelembaban tanah, pemulsaan dapat juga menguntungkan pada perkecambahan dan munculnya tanaman baru.

3. Peranan Mulsa Untuk Konservasi Air

Dengan lebih rendahnya suhu, terlindunginya permukaa tanah, dari angin dantertekannya pertumbuhan gulma, mulsa mengurangi eveporasi atau evapotranspirasi. Bila tanah yang terbuka dan basah dapat kehilangan air 12 mm dalam tiga sampai lima hari, maka tanah yang di mulsa memerlukan beberapa minggu untuk menghilangkan jumlah ini. Konservasi air oleh mulsa penting pada pertanian di daerah iklim kering. Kontribusi mulsa ini juga penting di daerah basah yang mempunyai musim kering. Di daerah tropika basah, periode – periode kering yang pendek juga sering terjadi pada musim hujan.

Pemulsaan tanah memperbesar infiltrasi curah hujan dengan jalan mencegah hujan menghancurkan agregat-agregat dan memperbaiki struktur tanah. Kelembaban tanah yang lebih tinggi karena bertambahnya infiltrasi air dan berkurangnya evapotranspirasi dari tanah dan gulma menguntungkan tanaman bila curah hujan rendah dan kurang terdistribusi membatasi pertumbuhan tanaman. Dengan suplai air yang lebih baik, tanaman dapat memacu pertumbuhannya pada musim kemarau karena giatnya fotosintesa. Kemampuan menyediakan air oleh tanah dapat ditingkatkan secara berarti dengan pemulsaan.

PEMANFATAAN JERAMI SEBAGAI SUMBER PAKAN

1. Pengolahan Jerami Padi Untuk Pakan

Pada dasarnya ternak ruminansia mampu mensintesa protein dari bahan makanan yang berkualitas rendah sekalipun karena dalam rumennya terdapat mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik, cellulase, dan hemicellulase. Pada prinsipnya pengolahan jerami padi ini mengikuti pola kerja mikroorganisme rumen.

Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak telah banyak dilakukan di Indonesia dengan berbagai cara (Sutrisno dan Sukamto , 1985) antara lain :

a. Digunakan langsung dalam ransum tanpa diolah lebih dahulu

b. Pengolahan untuk mempertinggi nilai pakannya

c. Pengawetan untuk menjaga kelangsungan penyediaan pakan ternak.

Upaya untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi dengan beberapa pra-perlakuan , seperti fisik, kimia dan biologis dapat dilihat pada gambar 1. Dari berbagai cara yang dikemukakan pada gambar 1, nampaknya yang menguntungkan dan mudah dilaksanakan adalah cara kimia dengan mencampur jerami padi dengan larutan urea. Hasil campuran inilah disebut Jerami padi amoniasi.

Mikroorganisme rumen akan berkembang biak secara maksimal bila tersedia protein kasar yang cukup dengan minimal 8- 10 persen dalam ransum. Hasil akhir proses dalam rumen ini ialah amoniak (dari protein) untuk sumber protein dan asam lemak terbang (dari serat kasar) sebagai sumber energi (Komar, 1983) . Amoniak akan berperan dalam hidrolisa ikatan-ikatan cellulose, menghancurkan ikatan Lino-hemicellulosa (khusus jerami padi juga melarutkan sebagai silika), terjadinya fiksasi Nitrogen maka kandungan protein kasar akan meningkat.

2. Nilai Gizi Pakan

Jerami padi sebagai hasil sisa dari tanaman padi mengandung protein kasar 3,6 persen ; lemak 1.3 persen; BETN 41,6 persen ; Abu 16 ,4 persen; Lignin 4,9 persen; serat kasar 32,0 persen; silika 13,5 persen ; Kalsium 0,24 persen; Kalium 1,20 persen ; Magnesium 0,11 persen dan posphor 0,10 persen . Walaupun pada kenyataannyajerami padi miskin akan zat-zat makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna sebagai sumber energi dalam proses pencernaan ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna ini disebabkan oleh adanya Lignin dan silika yang menngikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam bentuk ikatan rangkap , sehingga sukar dicerna oleh enzim dari mikroorganisme dalam rumen (salah satu bagaian perut ternak ruminansia.

3. Cara Pembuatan Jerami Padi Amoniasi.

Menurut Chadarsyah ( 1984) pada dasarnya prinsip kerja ammonia, berawal dari bahan baku pupuk urea yang biasa digunakan petani peternak. Urea yang ada dilarutkan dalam air dengan ukuran tertentu . Untuk lebih jelas dapat dilihat reaksi sederhana sebagai berikut :

H2O

Urea NH3

Urease

NH2

CO 2NH3 + CO2

+ H2O

NH3 + H2O NH4OH

Larutan air yang mengandung urea tersebut disemprotkan / dipercikkan pada jerami maka Amoniak (NH3) pada proses amoniasi akan berperan sebagai berikut :

a. Menghidrolisa ikatan lignin-cellulosa

b. Menghancurkan ikatan lignin –hemicellulosa (khusus jerami padi juga melarutkan sebagian silika)

c. Memuaikan/mengembangkan serat cellulose sehingga memudahkan penetrasi enzim cellulosa pada saat jerami padi ada dalam rumen.

d. Berkat adanya pengikatan nitrogen pada jerami padi saat proses amonia maka kandungan protein kasar jerami akan mengikat.

Pada akhirnya peranan NH3 (Amoniak) ialah untuk membebaskan cellulosa dari ikatan lignin yang tak dapat dicerna dengan demikian maka mikroorganisme dalam rumen dapat mencerna serat kasar tersebut dengan baik.

Pembutan jerami padi amoniasi tidaklah sulit untuk dikerjakan .Pada prinsipnya adalah mencampur jerami padi dengan larutan urea lalu diperam selama kurang lebih tiga minggu. Langkah kerjanya sebagai berikut :

1. Mengumpulkan jerami padi secukupnya, lalau ditimbang untuk mengetahui perbandingan bahan baku dengan larutan yang akan digunakan.

2. Membuat/ menggali lubang bila menggunakan tanah sebagai tempat pemeramnya atau menggunakan kantung plastik.

3. Membuat larutan urea denganperbandingan 48 gram urea (48 % N ) dicampur dengan satu liter air untuk satu kg bahan kering jerami padi atau secara praktis untuk satu zak urea dicampur dengan 320 liter air (bila jerami yang tersedia diperkirakan kadar airnya 30 %), kemudian larutanurea tadi disemprotakn secara merata pada kurang lebih 800 kg jerami padi.

4. Jerami padi yang telah disemprot tadi lalu dimasukkan kedalam kantong plastik atau kedalam lubang dengan catatan terlebih dahulu lubangnya dialasi plastik untuk mencegah perembesan larutan atau gas ke dinding lubang. Setelah itu lubangnya ditutup rapat dan dibiarkan selama tiga minggu. Setelah tiga minggu dapat dipanen untuk diberikan pada ternak dengan catatan sebelum diberikan dikering anginkan dulu.

4. Manfat Amoniasi


Beberapa manfat dari Amoniasi adalah sebagai birikut :

A. Memperkaya Kandungan Protein

Sebagian dari amoniak yang diinjeksi meresap kedalam hijauan atau jerami dengan demikian maka kandungan protein kasar meningkat. Penigkatan ini tercermin dari adanya fiksasi amoniak yang diinjeksikan. Kandungan protein meningkat dua sampai empat kali lipat dari kandungan protein semula. Protein ini dapat dipergunakan dengan baik oleh mikro arganisma dalam rumen sehingga dengan demikian jerami dapat dicerna lebih baik karena dihasilkan enzim sellulase yang berarti pula dapat meningkatkan nilai energi dari jerami yang diolah tersebut.

Disamping itu protein yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan protein ternak yang mengalami defisit bila jerami tersebut diberikan tanpa diolah.

B. Meningkatkan Daya Cerna

Peningkatan daya cerna ini adalah berkat :

1. Terurainya ikatan antara lignin sellulosa dan lignin hemisellulosa.

2. Dengan adanya protein yang tersedia maka mirkroorganisma dapat berkembang dengan baik .

Peningkatan daya cerna bahan organik dapat mencapai sekitar 10 – 15 unit atau suatu peningkatan sebesar antara 20 – 30 persen.

C. Meningkatkan Kuantitas Konsumsi

Pengolahan dengan amoniak ternyata dapat meningkatkan kuantitas konsumsi yang berarti jumlah protein dan energi yang dikonsumsi lebih dapat ditingkatkat bila dibandingkan dengan jerami yang tidak diolah।

PENUTUP

Pada hakikatnya jerami padi yang dijadikan mulsa berperan dalam konservasi tanah dan air karena mempunyai kemampuan dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Makin besar jumlah bahan mulsa yang di tempatkan di permukaan tanah, maka ternyata hasilnya akan lebih efektif dalam pengawetan lahan dari serangan erosi, oleh karena itu pemberian bahan mulsa dalam jumlah yang optimal perlu diperhatikan . Pemberian mulsa secara optimal selain sangat berpengaruh optimal dalam mengurangi tingkat erosi, juga memberi pengaruh yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pengolahan bahan jerami padi dengan perlakuan jerami padi dengan amoniasi membawa efek yang positif terhadap nilai nutrisi ternak. Nampaknya amoniasi jerami padi mempunyai peluang untuk dikembangkan secara intensif pada masyarakat khususnya yang mempunyai ternak dalam rangka menanggulangi problema kekurangan pakan ternak.

Dengan cara tersebut diatas diharapkan limbah pertanian terutama jerami padi yang biasanya hanya dibuang begitu saja, yang mempunya nilai gizi / relatif rendah dapat ditingkatkan nilai manfaatnya.


Thursday, 6 August 2009

7 Manfaat Budidaya Padi Metode SRI

1. Hemat air ( cukup macak-macak, tidak digenang, kebutuhan air 20% s/d 30%, dari pola konvensional).

Air merupakan sumber dari hidup dan kehidupan. Dewasa ini air menjadi sesuatu yang langka. Hal ini terjadi sebetulnya adalah akibat dari kita juga yang tidak pernah mengatur pemakaian air. Maka jangan heran, jika air menjadi rebutan. Bukan hanya petani saja yang berebut air, tapi hampir semua lapisan masyarakat berebut air. Sampai terjadi di di Kabupaten Garut direktur BHMD yang berdasi pun berebut air dengan masyarakat.

Oleh karena itu, bayangkan jika seluruh lahan sawah yang ada di Kabupaten Garut bisa berpaling ke budidaya padi metode SRI, tentu masalah kekurangan air bisa diminimalisir.

2. Hemat benih ( membutuhkan sekitar 5 s/d 7 kg / Ha. Biaya produksi semakin ringan, syarat dengan kearifan lokal).

Cara bertani konvensional yang selama ini saya lakukan, saya sadari sebagai cara bertani yang boros. Untuk luas lahan 1 Ha membutuhkan 25 kg benih per Ha. Padahal, dengan budidaya padi metode SRI, 5 kg benih bisa cukup untuk 1 Ha. Memang jika hanya melihat satu Endaj saja sebagai petani yang melakukan budidaya ini tidak terlalu berpengaruh, tapi bayangkan jika seluruh petani di Kabupaten Garut melakukan budidaya padi metode SRI, berapa ton benih yang bisa dihemat = berapa duit yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain.

Sebagai ilustrasi :

Luas lahan sawah di Kabupaten Garut berdasarkan data tahun 2004 adalah 111.579 Ha (sumber: situs resmi Kabupaten Garut). Jika petani dalam budidaya padi menggunakan metode Konvensional, maka dibutuhkan benih per musim sebesar 25 kg x 111.579 Ha = 2.789.475 Kg benih. Jika 1 kg benih = Rp. 5000,- , kebutuhan benih per musim untuk Kabupaten Garut setara dengan Rp. 13.947.375.000,-= 13,9 M.

Coba bayangkan jika seluruh petani di Kabupaten Garut melakukan budidaya padi metode SRI, kebutuhan benih per musim adalah 5 kg x 111.579 Ha = 557.895 Kg Benih, atau setara dengan

Rp. 2.789.475.000,- = 2,7 M.

Kita bisa bayangkan, jika seluruh petani dengan luas lahan 111.579 Ha di Kabupaten Garut memakai budidaya padi metode SRI, sama dengan menghemat duit 11,2 M per musim. Jika dalam satu tahun berapa yang bisa dihemat?

Inilah contoh penanaman hemat benih ala budidaya padi metode SRI :

3. Memulihkan kesuburan tanah (struktur dan tekstur tanah). Terwujudnya keseimbangan ekologi tanah.

Bukan rahasia lagi jika salah satu penyebab produksi beras nasional kita terus menurun adalah karena kesuburan tanah yang semakin berkurang. Revolusi Hijau yang dicanangkan pemerintah Orde Baru telah menjadi bumerang yang memakan tuannya sendiri. Penggunaan pupuk kimia sintetis, dan pestisida kimia sintetis telah membuat tanah menjadi aus dan mengganggu ekosistem alami sawah. Untuk itu, upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah dan keseimbangan ekosistem perlu segera dilakukan. Karena, jika tanah dan ekosistem telah baik, maka tanaman yang tumuh di dalamnya pun akan tumbuh dengan subur.

Budidaya Padi Metode SRI, sangat memperhatikan betul masalah kesuburan tanah. Oleh karena itu, kami para petani pengembang SRI khususnya di Kabupaten Garut sangat mengharamkan pemakaian pupuk kimia sintetis dan pestisida sintetis. Untuk mengembalikan kesuburan tanah, kami menggunakan pupuk kompos buatan sendiri dan pestisida nabati racikan sendiri.

4. Membentuk petani mandiri, yang mampu meneliti dan jadi ahli dilahannya sendiri. Tidak ketergantungan pada pupuk sintetis pestisida kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang langka.

Kami sebagai petani menyadari bahwa jika kondisi pertanian yang ada sekarang tidak segera diperbaiki, di masa depan apa yang akan kami makan? Sudah tanahnya tidak subur, pupuknya langka dan mahal, eh.. produksinya gagal panen. Untuk itu solusinya tidak lain adalah harus menjadi petani mandiri, peniliti yang ahli minimal di lahan sendiri.

Dikatakan mandiri karena kami selalu berupaya memenuhi kebutuhan saprodi tanpa harus membeli mahal-mahal buatan pabrik. Kompos kami bisa buat sendiri, pestisida pun kami bisa meracik sendiri, benih tidak harus membeli yang label pun kami bisa seleksi sendiri, apa lagi yang harus bikin kami tergantung pada kapitalis-kapitalis produsen sarana produksi pertanian?

Dikatakan peneliti karena kami selalu mengambil pelajaran dari apa yang telah kami lakukan di lahan kami. Kami para petani pengembang SRI selalu tukar pengalaman mengenai penanganan hama secara alami, mengenai racikan pupuk kompos yang bagus, mengenai racikan pestisida nabati, sampai mengetahui kondisi kesuburan tanah dengan cara kami sendiri. Apa yang kami lakukan itu tidak cukup membuat kami menjadi peneliti?

5. Membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi penganguran dan meningkatkan pendapatan keluarga petani.

Budidaya padi metode SRI bisa mempunyai efek peningkatan ekonomi di pedesaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung budidaya padi metode SRI membuka lapangan pekerjaan baru, karena dalam budidaya padi metode SRI tenaga kerja yang diperlukan lebih banyak dibanding metode konvensional. Seperti dalam tandur, ngarambet yang intensitasnya bertambah, penyemprotan sampai tujuh kali, dll. Selain itu, pembuatan pupuk kompos dan pestisida nabati pun tentunya memerlukan lebih banyak tenaga kerja dibandingkan dengan membeli pupuk kimia dan pestisida kimia sintetis yang instant.

Secara langsung, budidaya padi metode SRI ini bisa meningkatkan pendapatan keluarga Petani. Dengan kerja keras yang lebih dibandingkan dengan metode konvensional, tentunya hasilnya pun akan lebih. Hasil panen budidaya padi metode SRI pada musim pertama bisa meningkat menjadi minimal 6 ton/Ha GKP. Musim kedua dan selanjutnya terus meningkat. Bahkan, petani pengembang SRI garut bisa mempunyai hasil panen sampai dengan 14 ton / Ha.

6. Menghasilkan produksi beras yang sehat Rendemennya tinggi, tidak mengandung residu kimia.

Beras hasil budidaya metode SRI jelas berbeda dibandingkan dengan beras hasil metode konvensional. Beras hasil budidaya metode SRI selain mempunyai rendemen yang lebih tinggi, juga tidak ada kandungan residu kimia. Terbukti, hasil pengujian laboratorium Deptan Balitbang Pertanian, dalam kandungan beras kami tidak terdeteksi adanya residu Pestisida seperti Organoklorin, Organofosfat, Piretroid, dan Karbamat. Mau mencoba mengkonsumsi beras kami?

7. Mewariskan tanah air yang sehat pada generasi mendatang.

Terakhir, manfaat yang paling utama adalah bagaimana kita bisa mewariskan tanah air yang sehat kepada generasi mendatang. Jika alam pertanian tetap dibiarkan seperti kondisi sekarang, apa yang akan kita wariskan terhadap anak cucu kita? Dengan budidaya padi metode SRI setidaknya kita telah berusaha untuk mengembalikan kesuburan tanah yang telah kita rusak sebelumnya.

Demikian uraian mengenai tujuh manfaat dari budidaya padi metode SRI. Mudah-mudahan dengan uraian yang singkat ini bisa membuat saudara-saudara berpaling kepada budidaya padi metode SRI.

Wednesday, 5 August 2009

(सम्बुंगन दरी प्रिन्सिप२ सेबेलुम्न्य)

Pertanian tidak hanya sekedar aktivitas rutin tanpa makna namun harus dipahami dan dihayati, memahami dan menghayati pertanian diawali atau didasari dengan pemahaman Ekologi Tanah (ET).

Ekologi Tanah meliputi :

  1. Kapasitas tanah menahan air
  2. Tekstur tanah
  3. Struktur tanah
  4. Bahan Organik Tanah
  5. Mikro Flora dan Fauna

Sabda Penyuluh

Kata Kuncinya :

Sendok dipegang lima jari untuk makan 7 pertanyaan

diangkut dengan mobil

ingat mencuci pekerjaan bersama

Sendok ---- sebagai pengaduk atau pencampur dengan pengertian fasilitator harus mampu mencairkan suasana dan menyatukan tujuan

Lima Jari : Jempol ------ memahami Latar belakang

Telunjuk ------- tujuan

Jari tengah ------- sarana yang dibutuhkan

Jari manis ------- cara mencapai tujuan

Kelingking ------- Evaluasi

Makan ------ agar mantap (mempunyai andalan tujuh pertanyaan )

Mobil -------- menguasai onderdil ingat landasan

Mencuci -------- mencari cara untuk mencari solusi

S = Siapa penyuluh/pemandu

Sendok dipegang lima jari ------ mampu menguasai forum dengan memilik :

A = Apa pegangan Pemandu/penyuluh

B = Bagaimana kekuatan ------ Mantap ( mempunyai andalan tujuh pertanyaan)

Pertanyaan yang sifatnya ; mengingat, membanding,menganalisa, harapan

D = Dimana dan Naik apa ? ----- persiapan yang akan dibutuhkan oleh seorang pemandu

A = Apa dan sedang mengapa

Nandur mBudidoyo isane dadi wulen sepanen jotho tinoto elas kang mentes iku ora keno ninggalke limang pameling

Pameling :

1. Papat tancep wolu mupur 12 ngesat 16 nembe tukuling bakal las ------- :

4 tancep = daun 4, bibit ditanam (kurang lebih bibit umur 14 - 16 hari)

8 mupur = daun delapan saat memupuk susulan pertama

12 ngesat = daun 12 tanpa diairi (ngesat) umur 41 – 60 hari

16 nembe tukuling bakal las = daun 16 tumbuh bakal padi (bunting) umur 61 hari.

2. Tinebehno tirto giyo samudro mureh tunggul linangkung rembogo ------- jauhkan tanaman padi dari genangan air seperti samudra

3. Sawur pupur amegah dapur nyawisi tirto nyawiji jotho ------- pupuk minongko pangan banyu minongko penguripan harus seimbang.

4. Tumungkuling puspo tan sinareng wedaring wacono -------- keluarnya kembang jangan bareng banyaknya angin

5. Ade dasar cokro manggilingan ler-leran dadi daharan sepah jinatah ing lemah ------- Ekosisitem pertanian ( padi merupakan sukma/rohnya tanaman padi sedang jerami merupakan raganya, jika sukma telah hilang/diambil maka raganya atau jerami harus kembali ketanah maka akan terjadi siklus)

Tanaman tersusun dari 4 unsu dan 1 pembentuk ------ Panas, Udara, Tanah, Air

Untuk menghancurkan jerami melalui proses fermentasi dengan melibatka bakteri,

Bekteri dapat diperoleh dari EM-4 atau MOL (Mikro Organisme Lokal)

Pembuatan Bakteri Lactobcillus

Bahan :

Air masak 200 cc

Gula 1 sendok teh

Kulit buah pisang secukupnya

(masak dirajang)

cara :

Air, gula dan rajangan kulit pisang dimasukkan dalam botol dan ditutup simpan 2 X 24 jam

Aplikasi 1 : 5 ( 1 liter bakteri dicampur dengan 5 liter air )

Bakter Lactobacillus digunakan untuk bahan dari daun-daunan

Pembuatan Bakteri Anona

Bahan :

Air masak 200 cc

Gula 1 sendok teh

Nanas matang secukupnya

(mau busuk)

Cara :

Air, gula dan rajangan nanas dimasukkan dalam botol dan ditutup simpan 2 X 24 jam

Aplikasi 1 : 5 ( 1 liter bakteri dicampur dengan 5 liter air )

Bakteri Anona digunakan untuk bahan tulang

Saturday, 1 August 2009

Prinsip Pertanian Organik

Kelestarian lingkungan : Pengelolaan Pertanian didasari oleh system daur ulang dan limbah peternakan (siklus kehidupan alam semesta) karena proses kehidupan merupakan rangkaian reaksi-reaksi yang melibatkan perubahan dan transformasi energy.Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus
Kemandirian : Dalam memenuhi kebutuhan produksinya dilakukan sendiri mulai penyediaan benih,pupuk,hingga pestisida.
Kesehatan : Dalam berproduksi tidak hanya memperhatikan kesehatan tanaman, melainkan kesehatan tanah sebagai sumber kehidupan tanaman yang juga akan mendukung kesehatan hewan dan manusia selaku konsumen sehingga menjamin keberlanjutan pertanian.
Keadilan : Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Perlindungan : Pertanian organik harus dikelola hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan.