Salah satu faktor penentu suksesnya usaha peternakan adalah pemberian pakan ternak. Pemberian pakan yang sesuai baik secara kualitas maupun kuantitasnya sangat penting bagi tumbuh dan berkembangnya ternak sesuai dengan potensi genetisnya.
Sabtu (22/5) pagi, 39 petani dari sejumlah Kecamatan di Jombang berkumpul di sebuah musholla di Dusun Pulogedang, Desa Pulogedang, Kecamatan Tembelang. Mereka tidak sedang mengikuti acara pengajian layaknya kegiatan-kegiatan keagamaan yang kerap diselenggarakan di Musholla. Namun, para petani ini sedang beradu fikir untuk menggabungkan usaha pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam yang tersedia.
Secara khusus, Loka Latih Petani selama 2 hari yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU serta Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang diarahkan pada usaha pengembangan peternakan dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Menanggapi hal ini, Muhammad Subhan, Ketua LP2NU mengatakan, pada umumnya, dalam memelihara ternak petani masih menggunakan metode ekstensif tradisional dengan sumber pakannya hanya bertumpu pada rumput lapangan yang tumbuh di pinggir jalan, sungai, pematang sawah dan tegalan
Menurut Subhan,metode beternak secara ekstensif tradisional,lambat laun akan menyulitkan petani dan peternak dalam penyediaan pakan Apalagi, rumput hijau sebagai bahan utama pakan ternak tidak tersedia sepanjang tahunPada musim hujan produksi pakan berlimpah sedang musim kemarau relatif sedikit
Selain tergantung pada pergantian musim, keberadaan rumput hijau sebagai pakan ternak juga akan terus berkurang seiring dengan makin sempitnya lahan pertanian. Karena itu, kata Subhan, petani dan peternak perlu menyiapkan langkah antisipasi agar kebutuhan pakan bagi ternaknya bisa terus dipenuhi.
“Sebenarnya untuk mendapatkan pakan ternak yang mudah dan bergizi itu bisa dilakukan. Disekitar kita banyak sumber pakan yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan, termasuk limbah pertanian yang selama ini tidak dimanfaatkan.” ujar Subhan.
Ia menyebutkan, jerami padi, rendeng kedelai, batang jagung, kulit kopi serta limbah pertanian lainnya bisa digunakan sebagai pakan ternak yang memenuhi standar gizi bagi perkembangan ternak. “Cara membuatnya pun tidak sulit,” lanjut alumni Politeknik Pertanian Negeri Jember ini.
Saat ini, ujar Subhan, telah berkembang teknologi fermentasi yang merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi. Proses fermentasi akan merubah struktur bahan yang asalnya keras menjadi lebih sederhana. Sehingga, daya cerna ternak menjadi lebih efisien.
Usai berdiskusi panjang lebar, petani melakukan praktek bersama tentang pembuatan pakan ternak komplit dengan sejumlah bahan yang berasal dari berbagai Kecamatan.
(Muhammad Syafi’i)
Pembuatan Pakan Ternak Komplit
1. Bahan :
§ Tongkol jagung 3 kg
§ Jerami kedelai 2 kg
§ Slamper ½ kg
§ Dedak halus (bekatul) 2 kg
§ Kulit kopi 1½ kg
§ Ampas tahu yang dikering angin 1 kg
§ Molase/tetes tebu 30 cc
§ Mikroba 15 cc
§ Garam 1 sendok teh
§ Air 2 liter
2. Alat :
§ Sekrop
§ Timba
§ Kotak kayu
§ Plastik
§ Pengaduk
3. Cara Pembuatan :
§ Campur ampas tahu dengan dedak halus dan slamper jagung sampai rata.
§ Campur tongkol jagung dengan jerami kedelai dan kulit kopi sampai rata.
§ Kedua campuran dicampur dengan membalik-balik agar rata,
§ Buat larutan induk dengan cara mencampur molase/tetes tebu dengan mikroba pakan ternak, Supleemen, garam dan air sebanyak 2 liter.
§ Siramkan larutan induk pada campuran bahan sambil dibalik-balik agar dapat merata pemberian larutan
§ Tumpuk dan tutup dengan plastik penutup
§ Biarkan sampai 7 hari, lakukan pembalikan setiap 2 hari
Sabtu (22/5) pagi, 39 petani dari sejumlah Kecamatan di Jombang berkumpul di sebuah musholla di Dusun Pulogedang, Desa Pulogedang, Kecamatan Tembelang. Mereka tidak sedang mengikuti acara pengajian layaknya kegiatan-kegiatan keagamaan yang kerap diselenggarakan di Musholla. Namun, para petani ini sedang beradu fikir untuk menggabungkan usaha pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam yang tersedia.
Secara khusus, Loka Latih Petani selama 2 hari yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU serta Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang diarahkan pada usaha pengembangan peternakan dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Diskusi dibuka dengan ungkapan beberapa petani yang merasa kesulitan mengembangkan usaha peternakan karena terbentur berbagai faktor. Ketersediaan pakan ternak merupakan faktor dominan selain terbatasnya ketersediaan modal. “Kami maunya bisa mendapat pakan dengan mudah dan murah,” ujar petani asal Kecamatan Perak.
Menanggapi hal ini, Muhammad Subhan, Ketua LP2NU mengatakan, pada umumnya, dalam memelihara ternak petani masih menggunakan metode ekstensif tradisional dengan sumber pakannya hanya bertumpu pada rumput lapangan yang tumbuh di pinggir jalan, sungai, pematang sawah dan tegalan
Menurut Subhan,metode beternak secara ekstensif tradisional,lambat laun akan menyulitkan petani dan peternak dalam penyediaan pakan Apalagi, rumput hijau sebagai bahan utama pakan ternak tidak tersedia sepanjang tahunPada musim hujan produksi pakan berlimpah sedang musim kemarau relatif sedikit
Selain tergantung pada pergantian musim, keberadaan rumput hijau sebagai pakan ternak juga akan terus berkurang seiring dengan makin sempitnya lahan pertanian. Karena itu, kata Subhan, petani dan peternak perlu menyiapkan langkah antisipasi agar kebutuhan pakan bagi ternaknya bisa terus dipenuhi.
“Sebenarnya untuk mendapatkan pakan ternak yang mudah dan bergizi itu bisa dilakukan. Disekitar kita banyak sumber pakan yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan, termasuk limbah pertanian yang selama ini tidak dimanfaatkan.” ujar Subhan.
Ia menyebutkan, jerami padi, rendeng kedelai, batang jagung, kulit kopi serta limbah pertanian lainnya bisa digunakan sebagai pakan ternak yang memenuhi standar gizi bagi perkembangan ternak. “Cara membuatnya pun tidak sulit,” lanjut alumni Politeknik Pertanian Negeri Jember ini.
Saat ini, ujar Subhan, telah berkembang teknologi fermentasi yang merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi. Proses fermentasi akan merubah struktur bahan yang asalnya keras menjadi lebih sederhana. Sehingga, daya cerna ternak menjadi lebih efisien.
Usai berdiskusi panjang lebar, petani melakukan praktek bersama tentang pembuatan pakan ternak komplit dengan sejumlah bahan yang berasal dari berbagai Kecamatan.
(Muhammad Syafi’i)
Pembuatan Pakan Ternak Komplit
1. Bahan :
§ Tongkol jagung 3 kg
§ Jerami kedelai 2 kg
§ Slamper ½ kg
§ Dedak halus (bekatul) 2 kg
§ Kulit kopi 1½ kg
§ Ampas tahu yang dikering angin 1 kg
§ Molase/tetes tebu 30 cc
§ Mikroba 15 cc
§ Garam 1 sendok teh
§ Air 2 liter
2. Alat :
§ Sekrop
§ Timba
§ Kotak kayu
§ Plastik
§ Pengaduk
3. Cara Pembuatan :
§ Campur ampas tahu dengan dedak halus dan slamper jagung sampai rata.
§ Campur tongkol jagung dengan jerami kedelai dan kulit kopi sampai rata.
§ Kedua campuran dicampur dengan membalik-balik agar rata,
§ Buat larutan induk dengan cara mencampur molase/tetes tebu dengan mikroba pakan ternak, Supleemen, garam dan air sebanyak 2 liter.
§ Siramkan larutan induk pada campuran bahan sambil dibalik-balik agar dapat merata pemberian larutan
§ Tumpuk dan tutup dengan plastik penutup
§ Biarkan sampai 7 hari, lakukan pembalikan setiap 2 hari
2 comments:
saya sangat tertarik dengan artikel ini terutama pada bagian pengolahan limbah kopi menjadi pakan ternak, keluarga kami memilki beberapa perkebunan kopi namun kesulitan dalam menangani proses penanggulangan limbah kopi,,,oleh karena itu saya mengharapkan penjelasan dan informasi lebih terperinci tentang pengolahan limbah kopi menjadi pakan ternak,,terimakasih nurhamida
buat mbak nurhamida semoga ini dapat membantu
1.Limbah kopi untuk pakan ternak
Limbah kopi yang dipakai untuk pakan ternak berasal dari kulit kopi. Formula pakan seimbang dengan menggunakan limbah kulit kopi untuk penggemukan ada takarannya. . Cara pembuatannya adalah campurkan air dengan gula pasir, urea, NPK dan campur dengan Asperigillus Niger kemudian diaerasi 24-36 jam, dan setiap beberapa jam buihnya dibuang. Larutan Asperigillus siap dipakai. limbah kopi dicampur dengan larutan Asperigillus yang siap pakai lalu didiamkan selama 5 hari, maka jadilah limbah kopi terfermentasi. Kemudiaan limbah ini dikeringkan, setelah limbah tersebut kering giling sehingga menjadi tepung limbah kering yang siap menjadi makanan ternak. Hasil yang didapat dari penggunaan limbah kopi ini sangat baik yaitu dapat menghasilkan pertambahan bobot badan kambing dengan menggunakan terapan tehnologi itu rata-rata 108 gram per hari.
Post a Comment