Tuesday 23 February 2010

Tanah untuk kehidupan

Pengertian tanah

Telah lama kita mengenal tanah, bahkan setiap hari kita tidak pernah lepas berhubungan dengan tanah.
Akan tetapi, setiap orang kalau ditanya soal tanah akan menjawab dengan pengertian yang sangat beragam. Oleh karena itu pengertian tanah didasarkan dari aspek pertanian, yaitu tanah yang berfungsi sebagai media pertumbuhan tanaman tingkat tinggi dan sebagai basis kehidupan manusia dan hewan.


Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengarui oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni: bahan induk, iklim, organisme hidup(mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik fisik, kimia, biologi, maupun morfologinya.(bersambung)

Wednesday 10 February 2010

Belajar Organik, Belajar Sabar

Oleh: Omistriyah
(Pengurus KPM/ Kelompok Perempuan Mandiri),
Pendamping Usaha Simpan Pinjam dan Kelompok Usaha
Bersama Pertanian – Bogor

Pada tahun 1998 Saya mulai belajar bertani, mulai dari buka lahan sampai menanam. Waktu itu hanya satu petak dengan satu atau dua macam tanaman. Setelah berumur tiga minggu, Saya pupuk dengan urea terus sampai tahun 2001. Awal tahun 2001 Saya mulai mengenal Mas Daniel (ELSPPAT-Bogor) dan kawan-kawannya. Mereka sering membicarakan pertanian organik. Saya juga diajak Kak Ida (ELSPPAT, Bogor) ke lahan di Desa Geblug untuk melihat pertanian organik. Saya sering bertanya-tanya bagaimana pertanian organik ini? Waktu itu Saya sering memperhatikan Mas Daniel di desa Cijulang yang sangat ulet dengan tanamannya. Lama Saya belajar dan mengamati pertanian organik ini.

Awal tahun 2002 Saya mulai semakin tertarik dengan tanaman organik, selain mengurangi modal juga karena pupuk urea semakin melonjak harganya. Saya mulai dengan sama sekali meninggalkan pupuk urea diganti dengan pupuk kandang. Pertama-tama, hasilnya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan pupuk urea. Bahkan selama tiga kali Saya gagal panen, hanya ada sedikit yang bisa dimakan. Dengan kesabaran walaupun rugi, rugi dan rugi tetap saja Saya jalankan.

Setelah Saya amati ternyata tanah itu keras seperti pasir dan didalamnya tidak ada bakteri-bakteri. Selanjutnya saya coba mengubur sampah dan pupuk kandang. Setelah lima belas hari sampai satu bulan, mulai ada bakteri-bakteri di dalam tanah. Kurang lebih setelah sembilan bulan tanaman mulai kelihatan agak subur, panennya kadang bisa dijual, meski kadang hanya untuk dimakan saja. Itu hasil belajar di lahan sendiri dengan cara tumpang sari, sistem rolling dan rotasi.

Selain itu Saya juga belajar pertanian organik bersama kelompok ibu-ibu. Di Dusun Pangkalan sudah berjalan tiga bulan, di Dusun Cijulang sudah berjalan 2,5 bulan. Dimulai dengan belajar membuat kompos guna mengurangi penggunaan pupuk pabrik.